mgmp seni budaya
Terbitnya surat keputusan kepala Sekolah Menengah Pertama negeri 1 moyo hulu NOMOR : 424/63/SMP.1 Mohu/2012 tentang pengangakatan saudara Hari Purnomo sebagai ketua mgmp seni budaya gugus X kabupaten Sumbawa tahun 2012. merupakan awal berita yang sangat mebahagiakan bagi kalangan guru seni budaya diwilayah kabupaten Sumbawa Propensi Nusa Tenggara Barat . sekian lama kegiatan pengembangan, pembekalan, serta penggalian materi seni disumbawa berjalan sebagai mata pelajaran yang memberi tambahan beban pada siswa sedikit berkurang. dengan adanya penujukan saudara Hari Purnomo S.Pd. selaku ketua pelaksana kegiatan mgmp seni budaya moyo hulu gugus X kabupaten Sumbawa oleh Kepala sekolah SYAHMID, S.Pd disambut antusias oleh para guru seni budaya dikawasan kabupaten sumbawa karena dipercaya sebagai bentuk pembaruan situasi baru yang sangat diharapakan menjadi bentuk kegiatan nyata dalam rangka ikut andil peningkatan mutu kinerja guru dimassa mendatang. Dengan sejuta harapan yang penuh oktimis para guru seni budaya berharap,agar kegiatan mgmp menjadi wadah, wahana dan penyambung lidah bagi guru yang ngampu pelajaran seni budaya sumbawa.
mgmp seni budaya di moyo hulu gugus X kabupaten sumbawa dalam kalangan para seni rupawan sumbawa juga berharap agar kegiatan mgmp yang sedang berjalan dapat dipertahankan sebagai sarana komonikasi bagi para guru seni budaya dan para seniman muda Sumbawa khususnya senirupan untuk dapat menindak lanjuti sejuta keinginan untuk membangun tingkatan apresiasi seni rupa di tanah samawa yang masih jauh dikenal oleh masyarakat Sumbawa.
keprihatinan pada opimi masyarakat terhadap mata pelajaran yang menggangu kegiatan belajar yang berdampa pada pengambil kebijakaan untuk menjauhkan wilayah jangkau anggaraan-anggaran kegiatan kesenian untuk tampil sebagai individu yang seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama dapat di kurangi. salah satu faktor permasalahan yang seringkali terjadi dilontarkan oleh oknum yang merasa sebagai pengampu mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan adalah" pelajaran kesenian tidak perlu dipelajari karena siswa hidup dijamin pasti tidak akan mendapat nilai rendah". sebaliknya sehebat apapun penghargaan dalam bidang seni maka lanyak nilai itu diturunkan dan diklim sebagai nilai yang tak falif. sikap seperti itu oleh para guru seni memang dapat dipahami, karena para guru seni juga menyadari beratnya beban yang dipikulnya, para guru seni juga menyadari bahwa sebuah goresan yang terungkap pada sebuah media mau tidak mau pasti akan tergambaran suara hati tentang kesulitan pribadi diri sendiri. jika boleh diungkapkan para guru seni juga merasa prihatin dengan beberapa individu yang menutup diri untuk membuka diri dari kenyataan yang sekian tahun lamanya mendapat fasilitas yang istimewa dalam Ujian Nasional siswanya sendiri tidak dipercaya dapat menyerap ilmu dan pengetahuan yang di berikan. ungkapan-ungkapan yang sering dipentaskan dalam sebuah pagelaran bagi oknum guru yang bangga sebagai guru yang dicari-cari dan dipercaya sebagai malaekat nasip siwa merupakan bentuk pembebanan yang disengaja untuk pada meningkatkan motifasi siswa agar tetap berkonsentrasi pada Ujian Nasional dan berharap mengesampingkan pelajaran lain jika dimungkinkan para pengampu mata pelajaran kesenian dibuat tidak dapat berkreasi dan inofasi. Rasa berontak dalam hati sanubari jika hal itu diangkat sebagai bahan ejekan oleh beberapa oknum pengampu pelajaran yang cakap dan cerdas dalam bermain cantik. kadang juga akan muncul rasa jengkel yang berkepanjangan dan dampaknya mungkin sama paranya dengan munculnya karakter-karakter diluar karakter pendidikan yang diakibatkan dari dampak kepahalawan sang cerdas membagun trik dan tip dalam mencapai kesuksesan. Anggara demi anggara dalam kompetisi kesenian pun rupanya ikut diciutkan agar peserta seni tidak mampu bergerak dan yang muncul sebagai juara . pendampingan-pendampingan yang mestinya harus ada rupanya juga dijauhkan karena sulitnya mecari ahli seni yang mampu menjangkau wilayah kepulauan sumbawa. jika boleh dikatakan pergerakan apresiasi seni ada unsur kesengajaan dilambatkan gerakannya. kegiatan-kegiatan memang terjadi akan tetapi semu, karena gerakan seni rupa biasa berjalan dapat dipastikan hanya sebagai pelengkap saja. sedangkan dukungan moril terpaksa diungkapkan dan dukungan materi terpaksa juga harus di permaklumkan kemandirian perserta yang dikerjakan. yang sangat mengherankan dalam sebuah bayangan prapurna siswa pada salah satu sekolah pengharga terhadap siswa yang juara peringkat dua tiga tingkat kabupaten dieluk-eluk,diunggul-unggulkan sedang siswa yang sudah bicara peringat dua tingkat propensi NTB tak tertulis sebagai siswa yang berprestasi disekolahnya apa lagi disebut dihapan orang tuanya. tambah panjangnya tugas pemerhati seni rupa di daerah sumbawa diluar pendidikan ada oknom yang memasyarakatan seni sebagai ajang keuntungan bisnis yang tak bertanggung jawab dengan menjual nama baik sebuah prestasi perusahaan dan intansi sebagai tambang emas dalam memenuhan kehidupannya dan tidak pernah sikon yang harus dihadapi. pemasyarakatan seni rupa sebagai aset budaya daerah memang selayaknya harus diusahakan namun perlu direnungkan kesiapan semua unit dari para pembina ditingkat dasar sampai pengambil kebijakan agar sampai pada tujuan yang diharapkan.
mgmp seni budaya di moyo hulu gugus X kabupaten sumbawa dalam kalangan para seni rupawan sumbawa juga berharap agar kegiatan mgmp yang sedang berjalan dapat dipertahankan sebagai sarana komonikasi bagi para guru seni budaya dan para seniman muda Sumbawa khususnya senirupan untuk dapat menindak lanjuti sejuta keinginan untuk membangun tingkatan apresiasi seni rupa di tanah samawa yang masih jauh dikenal oleh masyarakat Sumbawa.
keprihatinan pada opimi masyarakat terhadap mata pelajaran yang menggangu kegiatan belajar yang berdampa pada pengambil kebijakaan untuk menjauhkan wilayah jangkau anggaraan-anggaran kegiatan kesenian untuk tampil sebagai individu yang seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama dapat di kurangi. salah satu faktor permasalahan yang seringkali terjadi dilontarkan oleh oknum yang merasa sebagai pengampu mata pelajaran yang di Ujian Nasionalkan adalah" pelajaran kesenian tidak perlu dipelajari karena siswa hidup dijamin pasti tidak akan mendapat nilai rendah". sebaliknya sehebat apapun penghargaan dalam bidang seni maka lanyak nilai itu diturunkan dan diklim sebagai nilai yang tak falif. sikap seperti itu oleh para guru seni memang dapat dipahami, karena para guru seni juga menyadari beratnya beban yang dipikulnya, para guru seni juga menyadari bahwa sebuah goresan yang terungkap pada sebuah media mau tidak mau pasti akan tergambaran suara hati tentang kesulitan pribadi diri sendiri. jika boleh diungkapkan para guru seni juga merasa prihatin dengan beberapa individu yang menutup diri untuk membuka diri dari kenyataan yang sekian tahun lamanya mendapat fasilitas yang istimewa dalam Ujian Nasional siswanya sendiri tidak dipercaya dapat menyerap ilmu dan pengetahuan yang di berikan. ungkapan-ungkapan yang sering dipentaskan dalam sebuah pagelaran bagi oknum guru yang bangga sebagai guru yang dicari-cari dan dipercaya sebagai malaekat nasip siwa merupakan bentuk pembebanan yang disengaja untuk pada meningkatkan motifasi siswa agar tetap berkonsentrasi pada Ujian Nasional dan berharap mengesampingkan pelajaran lain jika dimungkinkan para pengampu mata pelajaran kesenian dibuat tidak dapat berkreasi dan inofasi. Rasa berontak dalam hati sanubari jika hal itu diangkat sebagai bahan ejekan oleh beberapa oknum pengampu pelajaran yang cakap dan cerdas dalam bermain cantik. kadang juga akan muncul rasa jengkel yang berkepanjangan dan dampaknya mungkin sama paranya dengan munculnya karakter-karakter diluar karakter pendidikan yang diakibatkan dari dampak kepahalawan sang cerdas membagun trik dan tip dalam mencapai kesuksesan. Anggara demi anggara dalam kompetisi kesenian pun rupanya ikut diciutkan agar peserta seni tidak mampu bergerak dan yang muncul sebagai juara . pendampingan-pendampingan yang mestinya harus ada rupanya juga dijauhkan karena sulitnya mecari ahli seni yang mampu menjangkau wilayah kepulauan sumbawa. jika boleh dikatakan pergerakan apresiasi seni ada unsur kesengajaan dilambatkan gerakannya. kegiatan-kegiatan memang terjadi akan tetapi semu, karena gerakan seni rupa biasa berjalan dapat dipastikan hanya sebagai pelengkap saja. sedangkan dukungan moril terpaksa diungkapkan dan dukungan materi terpaksa juga harus di permaklumkan kemandirian perserta yang dikerjakan. yang sangat mengherankan dalam sebuah bayangan prapurna siswa pada salah satu sekolah pengharga terhadap siswa yang juara peringkat dua tiga tingkat kabupaten dieluk-eluk,diunggul-unggulkan sedang siswa yang sudah bicara peringat dua tingkat propensi NTB tak tertulis sebagai siswa yang berprestasi disekolahnya apa lagi disebut dihapan orang tuanya. tambah panjangnya tugas pemerhati seni rupa di daerah sumbawa diluar pendidikan ada oknom yang memasyarakatan seni sebagai ajang keuntungan bisnis yang tak bertanggung jawab dengan menjual nama baik sebuah prestasi perusahaan dan intansi sebagai tambang emas dalam memenuhan kehidupannya dan tidak pernah sikon yang harus dihadapi. pemasyarakatan seni rupa sebagai aset budaya daerah memang selayaknya harus diusahakan namun perlu direnungkan kesiapan semua unit dari para pembina ditingkat dasar sampai pengambil kebijakan agar sampai pada tujuan yang diharapkan.
Dengan adanya mgmp sebagai wadah pembinaan bagi pengampu mata pelajaran seni budaya merupakan bentuk perwujudan orang tua yang diharapkan dapat memberi makan, minum, mendidik dan memberi contoh cara pengolahan bahan yang enak untuk disajikan pada orang lain dan jika diperlukan menjadi hidangan yang memiliki citra rasa khas sehingga dikenal sebagai hak paten daerah. jauhnya fasilitas yang tak disadari terbentuk oleh karena kebijakan yang mengutamakan kepentingan mendesak ada kemungkinan bisa dikurangi.
melalui kegiatan mgmp anggapan sebagian masyarakat yang menilai bentuk kegiatan keseni rupaan sebagai bentuk kegiatan yang membuang-buang biaya, waktu, tenaga dan kegitan pembelajaran perlu dipertimbangkan. bahan baku yang telah dikesampingkan oleh sebagian masyarakat daerah temtu ada kemungkinan untuk diolah menjadi sebuah menu tampilan tak kalah dengan tampilan menu yang telah dimodernisasikan oleh daerah lain .
melalui kegiatan mgmp seni budaya temtunya semangat untuk turut serta membentuk karakter siswa yang mandiri dan percaya diri pada kemampuannya dalam menerima semua materi yang diberikan pada setiap guru akan tercipta dalam situasi kebersamaan.
dari kegiatan mgmp seni budaya para guru yang belum memahami karakter jenis mata pelajaran yang diampunya lambat-lanun tergantikan oleh rasa ingin tahu, pembenahan-pembenahan kegiatan yang selama ini terabaikan karena kurangnya informasi dan sesempatan untuk belajar pada kelebihan orang lain. perhatian guru terhadap kegiatan pembelajaran siswa yang sering terlupakan merupakan faktor yang harus dicermati dan ditindak lanjuti agar pencurahan pembelajaran tidak hanya terpusat pada sebagian siswa yang dianggap memiliki ketrampilan yang melebihi dari rata-rata dikelas yang sedang di asuhnya.
penyiapan materi bahan lokal yang sering menjadi kendala karena luasnya pengetahuan dapat dikaji bersama-sama sehingga membuahkan bentuk keseragaman bahan ajar yang membantu untuk dapat diterapan dalam kelas pada sekolah masing-masing, pemahaman akan perbedaan karakter yang sering ditinggalkan oleh para guru temtu menjadi perhatian dalam pembinaannya.
pecarian sumber-sumber materi yang membantu siswa menerima inforsi yang lebih banyak dari dapat diusahakan secara bersama-sama sehingga terjadi pemerataan pengetahuan yang diperoleh disetiap sekolah. perlengkapan yang mulai ditinggalkan oleh sebagian masyarakat maupun yang pernah dikenal akan tersampaikan pada siswa sekalipun kadar volumen masih sedikit jauh dari harapan yang mestinya tersampaikan
Komentar
Posting Komentar